Rabu, 23 Mei 2018

Penasaran pantai SP2 Tatar

Siang itu di minggu pertama April 2017 saat saya sedang beristirahat di pos taman wisata danau Lebo Taliwang kabupaten Sumbawa Barat masuk pesan whatsapp di ponsel cerdas saya. Pesannya dilengkapi dengan capture  peta yang dikirim oleh sekretaris BKPRD (Badan koordinasi penataan ruang daerah) kabupaten Sumbawa Barat. Isi pesannya menanyakan kewenangan pengelolaan kawasan hutan yang ada di capture peta yang dikirim. Saya sampaikan saja kawasan hutan itu ada di bawah pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan  (KPH) Sejorong Brang Ene Mataiyang. Hal itu bisa saya jawab karena sekilas saya melihat gambar peta yang dikirim itu ada di sekitar wilayah SP2 kecamatan Sekongkang.

Jangan bingung ya.tulisan pertama saya di blog ini mengenai taman wisata Kerandangan yang ada di Senggigi Lombok Barat, tulisan kedua kok tentang wilayah di kabupaten Sumbawa Barat. Sebelum saya bertugas di taman wisata Kerandangan, saya bertugas  di wilayah kabupaten Sumbawa Barat sekitar 15 bulan,setelah sebelumnya juga di pulau Moyo kabupaten Sumbawa.Dari awal saya menjadi karyawan kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saya langsung ditempatkan di wilayah Cagar Alam Pedauh,kecamatan Sekongkang yang dulunya masih menjadi wilayah kabupaten Sumbawa sebelum dimekarkan menjadi kabupaten Sumbawa Barat. Itu 15 tahun silam.Ya lumyan lah waktu sepanjang itu jika kamu menjalin hubungan.Hahaha...

Kembali ke urusan pesan WA yang di atas.Saya kok jadi penasaran dengan wilayah yang ada di capture.Langsung saya buka fle citra satelit yang ada di laptop saya. Benar,wilayah tersebut ada di wilayah desa SP2 kecamatan Sekongkang. Dari citra satelit nampak memang wilayah itu berupa teluk sempit terletak tidak jauh dari jalan utama lingkar selatan Sumbawa yang membentang dari Sekongkang Sumbawa Barat sampai Lunyuk yang merupakan wilayah kabupaten Sumbawa. Rasa penasaran itu kerap menghampiri saya kalau mendengar tempat tempat yang mempunyai panorama bagus. Tidak tahu kenapa tapi seperti itulah adanya sama seperti di awal April 2017 itu. Penasaran yang lebih sering berlanjut untuk mencapai tempat tersebut kemudian  berfoto foto ria. Ya bisa jadi itu lebih didorong oleh rasa supaya bisa mengekspresikan diri yang jaman sekarang ini lebih dikenal sebagai keinginan narsis hehe. Ok. langsung saya atur rencana supaya bisa ke tempat itu. Kalo urusan BKPRD ya untuk perijinan lokasi bagi yang mau memanfaatkan kawasan tersebut sedangkan urusan saya adalah menuntaskan penasaran.duhai haha

Dua hari berikutnya kalau tidak salah saya langsung berangkat. Karena wilayah yang saya tuju melewati wilayah cagar alam Pedauh,tempat saya bertugas dulu maka saya mengajak rekan sesama karyawan kementerian LH yang bertugas di wilayah cagar alam Pedauh yaitu Lalu Haris. Di lain tulisan saya akan menceritakan sosok beliau ini agak panjang sedikit. O ya waktu yang dibutuhkan untuk menuju wilayah cagar alam Pedauh Sekongkang dari kota Taliwang sekitar 1 jam 15 menit. Untuk yang pertama melewati jalan menuju cagar alam ini,perjalanan tidak akan membosankan.Selepas keluar dari Taliwang jalan akan melewati pinggir pantai,so terasa hembusan angin laut akan menemani perjalanan. Memasuki kecamatan Jereweh akan menjumpai pemukiman warga. Perbukitan dan jalan agak menanjak dan berkelok akan ditemui  di luar wilayah Jereweh memasuki kecamatan Maluk. O ya di wilayah ini terkenal sebagai daerah tambang di kabupaten Sumbawa Barat dengan keberadaan perusahaan tambang besar yang sekarang bernama Amman Mineral. Mendekati wilayah cagar alam kita akan melewati wilayah pantai pantai putih yang menarik di kecamatan Sekongkang yaitu pantai Rantung,Pantai Tropi.Barulah kita sampai di wilayah cagar alam Pedauh kecamatan Sekongkang.

Begitu sampai di pos kerja ternyata rekan rekan mitra sedang persiapan melaksanakan kegiatan patroli. Saya sampaikan tujuan saya ke si Zul, tenaga kontrak yang bertugas di pos kerja. Dia tidak keberatan menemani saya untuk mengeksplor pantai yang terdapat di SP2 yang capture petanya saya simpan di telepon cerdas. Si Zul ini merupakan warga desa Tongo,jadi sudah sangat mengenal wilayah wilayah yang ada di sekitar desanya termasuk pantai SP2. Setelah teman teman mitra sudah siap berangkat melaksanakan patroli ,saya dan si Zul mengikuti juga karena jalan yang dilewati sama hanya berbelok nanti di simpang yang memasuki desa Tongo. Tapi kami pun bersama sekitar 30 menit dengan teman teman mitra baru saya pergi ke desa SP2.

Sebenarnya wilayah Tongo, Sejorong,SP1 AiKangkung dan SP2 Tatar tidak asing di penyebutan kami sebagai petugas wilayah cagar alam karena wilayah tersebut berdekatan dengan kawasan kami. Tapi bagi saya mungkin ini yang kedua kalinya saya benar benar memasuki wilayah desa Tongo setelah sebulan sebelumnya mampir melaksanakan shalat Jum`at pada saat ada kegiatan monitoring burung endemik. Waktu saya bertugas di kawasan cagar alam belum ada keinginan untuk mengetahui wlayah-wilayah sekitar. Jalan yang menghubungkan desa Tongo sampai desa SP2 Tatar adalah jalan beraspal yang di sebagian tempatnya akan ditemui jalan berupa pengerasan jalan berupa batu lepas. Sebutan SP merupakan singkatan dari satuan pemukiman karena wilayah ini merupakan wilayah pemukiman transmigrasi lokal dari pulau Lombok sebagian juga dari pulau Bali.Ketersediaan fasilitas pelayan umum seperti sekolah,pelayanan kesehatan dari waktu areal tambang dikuasai oleh perusahaan Newmont Nusa Tenggara sangat diperhatikan.  Kalau akses jalannya mungkin belum terlalu lama diperhatikan.Saya juga tidak bertanya lebih detil ke si Zul yang membonceng di motor trail dinas KLX  yang kami pergunakan. Memasuki wilayah desa SP2 Tatar si Zul sudah sangat paham sekali akan wilayah dimana kami harus berbelok dari jalan utama. Informasi dari si Zul wilayah pantai yang akan saya datangi kadang merupakan tempat dimana ia memancing bersama teman temannya. Jalan setapak yang kami masuki selepas jalan aspal sepertinya merupakan akses bagi pemilik lahan untuk ke ladangnya.Sepanjang jalan terdapat ladang ladang yang ditanami jagung.Setelah hamparan  ladang barulah kami melewati jalan setapak yang rumputnya luamayan tinggi. Keberadaan rumput tersebut lumayan menghalangi pandangan saya yang mengemudikan motor. Rupanya jalan setapak tersebut jarang dilewati oleh orang. Semakin mendekati pantai semakin menggumpal penasaran saya seperti apa pantai itu yang permohonan perijinannya sudah di pihak BKPRD kabupaten Sumbawa Barat. Setelah memarkir motor barulah kami berjalan sekitar 10 meter menuju pantai.

Aduh.Yang saya tidak perhatikan terlalu detil di capture peta adalah skala. Ya awalnya saya kira hamparan pantai SP2 Tatar lumayan panjang.Benar saya kurang teliti melihat peta. Tapi terlepas dari itu hamparan pantai SP2 Tatar ini sangat indah.Terletak di satu muara sungai dan hanya merupakan satu teluk merupakan satu daya tarik yang mungkin membuat pengusaha melirik tempat ini. Panjang pantainya hanya sekitar 200 meter dan pastinya pasir putih. Di sisi kanan kiri teluk ini menancap batu batu karang yang kalau kita kurang hati hati bisa melukai kulit kaki ataupun tangan. Sepertinya hanya wilayah pantai ini saja yang ada  batu batu karangnya sebab pantai yang membentang dari pantai Rantung,pantai Tropi pantai cagar alam Pedauh,pantai Swiss di wilayah Tongo semuanya merupakan hamparan pasir putih tanpa batu karang. Menikmati panorama pantai dan deburan ombak yang menghempas karang merupakan suatu pesona tersendiri setelah melewati perjalanan hampir 2 jam dari Taliwang. Sore itu sekitar jam 3,ombaknya tidak terlalu besar walaupun di depan adalah laut lepas yang menghadap daratan Australia. Sekitar 1 jam saya dan si Zul menghabiskan waktu di pinggir pantai ditemani cemilan. Bagi saya perjalanan ini telah membuat penasaran saya hilang dan dengan menempuh rute ke pantai ini saya baru tahu yang namanya desa Tongo,SP1 AiKangkung dan SP2 Tatar setelah15 tahun..Lama ya.. Sudah dulu ya. 

Berikut ini foto pantai yang membuat penasaran itu.hahaha
                                           Si Zul yang menemani selama perjalanan

                                            Panorama pantai SP2 Tatar 

Sabtu, 19 Mei 2018

Mengenal taman wisata Kerandangan

Bismillahirrahmanirrahim....

Hari ini senin,14 Mei blog ini dibuat. Di sebuah ruang tamu sekaligus ruangan kerja berukuran cukup luas 4m x 5m yang dilengkapi dengan peralatan kantor pada umumnya tulisan ini dimulai. Pondok kerja demikian istilah yang umum disebut untuk sebuah kantor pengawasan taman wisata alam di lingkungan kementerian lingkungan hidup dan kehutanan.Sekarang ini saya mulai mencoba menuangkan apa yang selama ini hanya terbersit dalam hati...hahaha agak puitis ya. Banyak hal yang dilalui dan banyak cerita yang terjadi selama hidup saya ini..hidup kamu juga... Dan ini yang akan saya angkat untuk tulisan di blog ini.

Saya adalah karyawan yang bekerja di lingkup kementerian lingkungan hidup dan kehutanan.Sudah memasuki 16 tahun masa kerja.Ya yang namanya aparatur sipil pasti akan sangat hafal masa kerjanya karena tinggal mengingat nomor induk pegawainya.Kalau kamu,saya tebak hafalnya tanggal jadian sama kekasih ya...sekarang ini saya berkantor di pondok kerja taman wisata alam Kerandangan,satu diantara belasan kawasan konservasi yang dikelola oleh kantor saya.Sudah memasuki 4 bulan saya berkantor di sini.Sebentar dulu,saya dah sekian kalimat menjelaskan nama kantor saya apa yang tersirat dalam pikiranmu kalo disebut Kerandangan.Tidak salah kalau kamu yang tinggal di pulau Lombok mengidentikkan Kerandangan dengan hamparan pantai,jajaran pohon kelapa di wilayah utaranya Senggigi..Pondok kerja atau kantor saya ini berdiri di permulaan hutan yang ada di lembah kerandangan.Hanya berjarak 3 kilometer dari ikon pariwisata Lombok yaitu Senggigi,dan 1,5 kilometer dari jalan utama yang membentang dari Ampenan Mataram menuju Pemenang kabupaten Lombok Utara. Kamu terutama yang berasal dari luar wilayah NTB tidak akan tersesat bila mau jalan jalan di kawasan hutan wisata Kerandangan ini. Keluar dari jalan utama kamu akan memasuki jalan desa beraspal yang disebut juga dengan jalan wisata alam. Sesekali buka juga aplikasi map di telpon cerdasmu apabila kamu merasa jalan yang kamu lalui bukan jalannya hehehe.


Apa istimewanya taman wisata ini.. Ya mungkin ini satu lokasi hutan wisata yang terletak di antara 2 bukit yaitu bukit Mangsit di sebelah utara dan bukit Senggigi di sisi utara, Bukan diantara 2 hati ya hahaha. Memasuki gapura kawasan terdapat areal parkir yang lumayan luas. So kamu yang bawa kendaraan tidak akan kerepotan mau parkir dimana. Untuk tiket masuknya langsung saja menuju kantor pengelola.Jalan setapak dilapisi beton siap dilalui apabila kamu mau berjalan jalan menikmati suasana hutan. Panjangnya kurang lebih 1 km menuju air terjun Walet, Eit biar tidak salah informasi air terjunnya tidak terlalu tinggi.Ya kurang lebih 2,5 meter tingginya dan aliran airnya bergantung dari air hujan. Untuk air terjun kedua tingginya sekitar 4 meter dan dinamakan dengan putri kembar.Jaraknya sekitar 600 meter dari air terjun pertama. Biar airnya tidak terlalu besar dan tergantung dari hujan view yang didapatkan dari air terjun ini lumayan bagus,bahkan ada pengunjung yang menyampaikan air terjunnya lebih bagus dilihat pas airnya sedikit. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menikmati kedua air terjun ini sekitar 2,5 jam. Sepanjang jalan trail terdapat shelter bagi pengunjung untuk sekedar melepaskan lelah dan bersantai ria.

Ya inilah sekilas gambaran taman wisata Kerandangan,tempat saya menjalankan tugas rutin sehari - hari. Sebagai pembuka blog tulisan ini juga mengajak kamu untuk menikmati hutan wisata yang lokasinya tidak jauh dari pantai Senggigi yang terkenal itu. Biar kamu lengkap dapatnya, main di pantai dan menjelajah hutan.sekian dulu ya.
Berikut sebagian foto yang memuat fasilitas dan atraksi wisata yang ada di taman wisata Kerandangan.




                                      Sebagian fasilitas yang ada di taman wisata Kerandangan yaitu plaza dan                                              shelter



                                              Rays of light (ROL) yang dapat dinikmati pada waktu pagi hari di jalan                                           trail wisata


                                         Air terjun Walet berjarak sekitar 1 km dari pintu masuk