Jumat, 03 Agustus 2018

Katanya Negeri di Atas Awan

Tulisan ini diinspirasi ketika saya membaca sebuah artikel di sebuah koran di Nusa Tenggara Barat. Karena masih dalam suasana bulan Ramadhan,tulisan dalam artikel itu masih berkaitan dengan puasa. Tapi yang menarik bagi sayang dibahas tentang suasana puasa di sebuah tempat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Mantar. Ya itu adalah nama sebuah desa yang berada di ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan laut (dpl). Desa Mantar terletak di kecamatan Pototano kabupaten Sumbawa Barat. Awal perkenalan ( cie kayak istilah anak muda) dengan Mantar karena ajakan dari teman yang bertugas juga di KSB. Kebetulan mas Ryan,nama teman ini pernah bersamaan mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT). Saya sebelumnya tidak terlalu familiar dengan nama Mantar,tetapi ajakan dari mas Ryan untuk pergi ke Mantar susah ditolak. Bukan cinta ditolak ya ,hahaha. Samar samar terbayang wilayah di ketinggian pinggir laut. Menariknya adalah sebutan negeri di atas awan untuk Mantar. Menurut mas Ryan,apabila kita ke desa Mantar setelah hujan turun akan terdapat gumpalan awan di bawahnya perbukitan desa Mantar.

Perjalanan pertama kali ke Mantar sekitar awal Desember 2016. Lumayan lah itu 1 setengah tahun yang lalu. Sebelum saya shalat subuh di pagi itu,mas Ryan sudah berada di pos taman wisata danau Lebo tempat saya bertugas. Jadilah mas Ryan menunggu sejenak memberikan kesempatan waktu kepada saya untuk shalat dulu. Jam 5:45 wita pagi kami berangkat ke desa Mantar. Mas Ryan menggunakan mobilnya sementara saya memakai tunggangan setia saya,Honda CB150R. Tapi baru 10 menit kami berangkat,mas Ryan menepi dan memberhentikan mobilnya di pinggir jalan desa Meraran. "Gak ijin dulu sama yang punya rumah,mas" saya sapa mas Ryan begitu motor saya mendekati mobilnya. "Ah,gak apa apa ini juga parkirnya di tepi jalan" jawab mas Ryan. Setelah itu kami berangkat bersamaan menggunakan motor saya. O ya untuk menuju desa Mantar,mobil tanpa penggerak tidak akan mampu menuju Mantar karena kondisi jalannya yang sangat menanjak. Hanya mobil berpenggerak saja yang bisa melintasi tanjakan menuju Mantar.

Perjalanan ke desa Mantar dari pos danau Lebo Taliwang memerlukan waktu sekitar 40 menit.Dari jalan utama penghubung Taliwang -Sumbawa Besar kita mesti berbelok.Setelah 4 kilometer kita masih disuguhi jalanan aspal mulus barulah kami masuk jalan perkerasan diantaranya juga berupa batu lepas.Bagi yang menggunakan sepeda motor mesti ekstra waspada karena medan yang dilewati setelah jalanan beraspal mulai menanjak. Di kanan jalan merupakan tebing sehingga kita harus hati hati melewatinya.bila menggunakan kendaraan bermotor. Selepas tanjakan terakhir mata saya langsung disuguhi pemandangan dari ketinggian. Tapi jangan berhenti dulu karena titik untuk menikmati pemandangan dari atas bukit kami harus melewati permukiman penduduk. Wajar warga Mantar sangat mengenal mas Ryan karena adalah pegawai Kecamatan Tano dan sering berkunjung ke desa ini,jadi satu dua warga menyapa mas Ryan. Rumah-rumah panggung yang saya lewati seakan pertanda inilah sebenarnya bentuk asli rumah di Sumbawa dan Sumbawa Barat.

Begitu sampai di titik tertinggi bukit Mantar pemandangannya sangat menarik terutama bagi saya yang selama ini lebih sering menikmati suasana pantai di pulau Moyo. Ternyata di puncak bukit sudah ditata sedemikian rupa. Pemasangan paving blok di areal puncak bukit Mantar membuat setiap pengunjung bukit Mantar merasa nyaman. Aduhai indah nian pemandangan di bawah sana dari bukit Mantar. Dari kejauhan terlihat pelabuhan penyeberangan Poto Tano,pulau Kenawa.Terlihat juga pulau lain yang setelah saya tanyakan ke Mas Ryan namanya pulau Paserang dan pulau Ular. Hamparan tambak di kejauhan seakan memebentuk bidang bidang yang indah dilihat. Dan gunung Rinjani di seberang pulau Lombok sana ternyata sangat indah dilihat bila cuacanya bagus.Sungguh hamparan pemandangan yang menakjubkan.Jepretan kamera dari handphone saya cukup untuk merekam momen ini.Tidak lupa berswafoto dengan mas Ryan sebagai pelengkap momen perjalanan.

Ini dia momen momen yang terekam selama di bukit Mantar kecamatan Poto Tano kabupaten Sumbawa Barat.Buat kamu yang belum ke sini jangan kepingin ya hahaha.....


O ya karena saya dan Mas Ryan agak terlambat sampai di bukit Mantar maka gumpalan awan yang bisa  dilihat dari atas bukit Mantar bila sebelumnya hujan tidak kami lihat.Tapi biarlah tanpa awan pun kamu tetap menawan mantan eh Mantar.

Tulisan ini mulai diketik menjelang akhir Ramadhan tahun ini tapi tulisan komplitnya baru selesai satu bulan kemudian.


Senggigi,4 Agustus 2018